
Dalam pembekalan ini, mahasiswa diajak untuk menggali dan mempelajari langsung nilai-nilai Pancasila mulai di Museum Islam Indonesia, Pesarean Gus Dur, hingga Patung Buddha Tidur.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis (PPIS) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) gelar kegiatan Laju Harmoni di Museum Islam Indonesia, Pesarean Gus Dur, dan Patung Buddha Tidur pada Minggu, 27 April 2025.
Melalui Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perguruan Tinggi (PPKPT) kegiatan yang menjadi bagian dari Pekan PPIS ini dikemas lewat diskusi antara mahasiswa dan dosen, yang dibalut dengan game interaktif di sepanjang perjalanan dalam bus.
Diskusi yang dilangsungkan pun membahas tema-tema seperti edukasi seksual, cara manajemen emosi, cara mengatasi kekerasan seksual, mitigasi penanganan kasus seksual, bagaimana cara membangun hubungan yang sehat, sampai cara terhindar dari toxic relationship.
Selain itu dibahas juga tentang bagaimana menjalin persahabatan dengan teman yang berbeda keyakinan, cara untuk menyikapi perbedaan pendapat, hingga menghargai perbedaan keyakinan antar umat beragama.
Kasubdit PPK dan Isu Strategis PPIS Unesa, Iman Pasu Purba menjelaskan bahwa dipilihnya kompleks pesarean Gus Dur dan Museum Islam Indonesia adalah untuk mempelajari secara langsung bagaimana sejarah dan pemikiran presiden RI ke-4 itu yang dikenal sebagai bapak pluralisme.

www.unesa.ac.id
Kemudian di Patung Buddha Tidur, Mojokerto mahasiswa diajak untuk menyaksikan secara langsung bagaimana aktivitas sehari-hari masyarakat Buddha, sekaligus mempelajari nilai-nilai keluhuran yang diajarkan dalam filosofi Buddha melalui delapan jalan kemuliaan atau Ariya Atthangika Magga.
"Melalui perjalanan ini, kita berharap agar mahasiswa yang berproses di PPIS ini nanti lulus menjadi alumni yang berguna bagi bangsa," ucapnya.
Lebih lanjut, dosen Pendidikan Pancasila itu menegaskan bahwa perjalanan ini selaras dengan kebutuhan pemenuhan tugas PPIS yang menangani seluruh isu kekerasan dan kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus.
"Mahasiswa Unesa sekarang jumlahnya sekitar 62 ribu, sementara tim PPIS hanya ratusan. Maka dari perjalanan ini, mahasiswa yang berproses di PPIS dapat mengaplikasikan langsung di lapangan melalui berbagai pelatihan, pendampingan dan penerapan aturan untuk mengatasi kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang sangat kompleks ranahnya di lingkungan kampus," imbuhnya.

www.unesa.ac.id
Tak hanya sekedar perjalanan refleksi nilai-nilai Pancasila dan mengawal isu kekerasan seksual, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) itu menyebutkan output dari kegiatan ini nantinya mahasiswa akan menulis esai, yang kemudian dibukukan dan didaftarkan HAKI.
Mahla Zayani, mahasiswa S-1 Psikologi angkatan 2023 menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya dari perjalanan ini dia mendapatkan insight baru tentang bagaimana cara bertoleransi dan berteman dengan mereka yang berbeda agama.
Kemudian Nur Ahmad Firmansyah, mahasiswa S-1 Sistem Informasi angkatan 2022 mengaku mendapat pelajaran yang berharga dari kegiatan ini. "Setelah berkeliling dan memperhatikan, jujur saja saya sangat terinspirasi dengan cara Gus Dur yang mengejawantahkan toleransi antar umat beragama," ungkap Firman.[*]
***
Reporter: Putra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Putra (FBS)
Share It On: