
Yovie Widianto, Staf Khusus Presiden RI bidang Ekonomi Kreatif membahas potensi pengembangan ekonomi kreatif di kampus, termasuk sharing tentang industri musik dengan dosen, dan mahasiswa Unesa.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Staf Khusus (Stafsus) Presiden Republik Indonesia Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf), Yovie Widianto, bersama Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim), Emil Elestianto Dardak menjajaki keunggulan, dan inovasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di bidang seni, budaya, dan ekonomi kreatif pada Jumat, 24 April 2025.
Kehadiran stafsus presiden dan wagub Jatim itu disambut jajaran pimpinan Unesa di Graha Sawunggaling, Unesa Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya. Berbagai produk, karya, dan aksi panggung mahasiswa-dosen turut mewarnai kegiatan bertajuk ‘Yovie Goes to Unesa’ itu.
Komitmen Unesa
Rektor Unesa, Nurhasan atau Cak Hasan menyampaikan bahwa kunjungan stafsus presiden dan wagub jatim merupakan suatu kehormatan dan menjadi motivasi bagi keluarga besar kampus berjuluk ‘Rumah Para Juara.’

Stafsus Presiden, Yovie Widianto; Wagub Jatim Emil Dardak; Rektor Unesa Cak Hasan; dan Wakil Rektor III, Bambang Sigit Widodo mendiskusikan tentang industri kreatif di Jawa Timur, termasuk peran Unesa di dalamnya.
Unesa, lanjut Cak Hasan memiliki keunggulan di bidang seni-budaya, olahraga, dan disabilitas. Keunggulan bidang seni-budaya lahir dari komitmen dan spirit Unesa untuk memperkokoh identitas bangsa, dan ketahanan budaya nasional.
Pada kesempatan itu, Yovie Widianto menyampaikan sangat berkesan setelah menyaksikan karya dan penampilan mahasiswa yang sangat kreatif, dan berdiskusi dengan civitas dan pimpinan Unesa tentang potensi pengembangan ekonomi kreatif di kampus.
“Ini merupakan kali pertama saya ke Unesa, dan kesan saya sangat mengagumkan. Begitu masuk langsung disambut berbagai kreativitas, dan menjaga betul kearifan lokal Jawa Timur. Semuanya tampil impresif,” ucapnya.
Percontohan Seni-Budaya

Penampilan tari mahasiswa menyambut kedatangan Stafsus Presiden, Yovie Widianto dan Wagub Jatim Emil Dardak.
Dia mengapresiasi berbagai karya dan aksi panggung mahasiswa, seperti penampilan Unesa Symphony Orchestra (USO), pertunjukan pantomim, dan lain-lain. Karya-karya itu mencerminkan semangat inovasi serta potensi besar generasi muda dalam mendukung sektor ekonomi kreatif.
“Ketika masuk di Graha Sawunggaling ini mungkin salah satu kampus yang punya gedung concert hall yang paling layak, dan ini untuk saya malah membuat saya semangat,” imbuhnya.
Yovie menambahkan bahwa Jawa Timur perlu memiliki concert hall bertaraf internasional. “Ini adalah potensi besar dan bagus. Semua yang ada di Unesa di sektor ekonomi kreatif bisa menjadi percontohan yang baik di Jawa Timur maupun di seluruh negeri kita,” tambahnya.
Seputar Industri Musik

Stafsus Presiden, Yovie Widianto menjajaki berbagai karya, produk, dan inovasi Unesa di bidang seni, budaya, dan ekonomi kreatif.
Pada sesi diskusi, pianis dan musikus kebangsaan Indonesia itu membahas seputar industri musik. Menurutnya, musik yang lahir dari ketulusan hati memiliki kekuatan tersendiri dibanding sekadar unjuk kemampuan teknis.
“Ketulusan adalah kekuatan. Karya yang dibuat dengan hati akan sampai ke hati pendengarnya. Itulah mengapa musik tidak bisa dibuat dengan kepura-puraan,” ujar pendiri Kahitna dan Yovie and Nuno itu.
Dia mengajak generasi muda untuk tidak takut terhadap perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan atau AI, yang menurutnya bisa menjadi alat bantu, tetapi tidak akan bisa menggantikan kejujuran dan hati manusia dalam berkarya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan pentingnya membangun diferensiasi, branding, dan positioning dalam dunia seni. Dia mengajak mahasiswa untuk menggali kekhasan lokal seperti nada-nada etnik Nusantara agar mampu bersaing di kancah internasional.[*]
***
Reporter : Septiarafi Gusti Putra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: